suaramarhaen.com, Blitar. Hari ke lima dalam jadwal
Kongres GmnI (5/6) membahas mengenai calon bakal tempat kongres dan rakornas
berikutnya. Dalam perjalanan sidang, beberapa peserta yang beragama muslim
meminta sidang di skors. Namun terjadi pro-kotra atara peserta sidag lainnya. Beberapa
peserta mengatakan pimpinan sidang terkesan tarik ulur. Walau akhirya pimpinan
sidang memberikan skors namum panitia lokal tidak memberikan akses keluar
kepada peserta dan meminta peserta untuk sholat di tempat yang telah di
persiapkan. Karena itulah beberapa delegasi mulai ribut dan meminta akses untuk
keluar.
Sedangkan diluar, mulai pukul
19.00 WIB areal Istana Gebang Mulai dipadati warga blitar dan sekitarnya untuk
meyaksikan pagelaran wayang kulit Ki Koeswono. Warga juga mulai menunggu di
depan Gerbang masuk arena Kongres. Beberapa kader GmnI yang di luar dan
mendengar keadaan di dalam mulai mencoba untuk masuk. Mereka melihat ada
ketidak konsitenan panitia. Karena untuk masuk ke area sidang perlu “ID” card,
dan peserta telah ditentukan. Namun beberapa kader yang diluar melihat banyak
orang didalam yang tidak menggunakan tanda pengenal serta panitia lokal dan
polisi bebas keluar masuk. Sedangkan kader GmnI sendiri tidak diijinkan untuk
masuk. Terjadi keributan dengan panitia lokal dengan 'rombongan liar' kader
GmnI yang mengakibatkan aksi dorong-dorongan.
Kader GmnI yang melakukan aksi
protes juga meneriakan penolakan terhadap kosepsi Empat Pilar berbangsa. “malu
kita dirumah bung Karno membahas tentang empat Pilar” teriak salah seorang
kader di tengah aksi. Empat pilar tidak sesuai dengan spirit perjuangan dan ideologi
bagsa karena menempatka Pancasila sejajar dengan tiga Pilar lainnya,
diantaranya Bhineka Tunggal ika da NKRI. Pancasila itu dasar NegaraFilosofi
Negara Indonesia. “Philosofische grondslag itulah fondamen,
filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya
untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi” kutipan pidato 1 juni bung Karno saat
mencetuskan Pancasila sebagai filosofi bangsa. Itulah
dasar mengapa empat pilar diprotes oleh kader GmnI.
Kader yang diluar mencoba untuk
mematikan jenzet yang ada diluar arena kongres agar persidangan bisa
dihentikan. panitia yang melihat mencoba menggagalkan dengan melempar batu yang
mengakibatkan aksi saling lempar antara panitia dan kader.
Beberapa kader yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya berasal dari Medan, jakarta, bandung, malang, malang raya, surabaya, balikpapan, palangkaraya, dll.
"Malu sebenarnya karena itu rumah bung karno. Tpi ketika ada ketidakadilan, maka tetap kita harus berontak." Ujar salah satu kader yang tidak ingin disebutkan namanya.
Beberapa kader yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya berasal dari Medan, jakarta, bandung, malang, malang raya, surabaya, balikpapan, palangkaraya, dll.
"Malu sebenarnya karena itu rumah bung karno. Tpi ketika ada ketidakadilan, maka tetap kita harus berontak." Ujar salah satu kader yang tidak ingin disebutkan namanya.
Beberapa warga yang melihat
kejadian tersebut mengaku kecewa terhadap sikap mahasiswa. "Yah, niatnya
nonton wayang kok malah ada mahasiswa ribut-ribut. Malu lah seharusnya mereka
berbuat seperti itu di tanah bung karno." Kata warga yang sedang berbincang-bincang. (nna)
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !