Suara Marhaen
Headlines News :

Latest Post

Pelayanan Bus Sarbagita Belum Maksimal

Written By Unknown on Thursday, June 13, 2013 | 10:23 AM

Suaramarhaen.com, Denpasar. Menunggu lebih dari 1 jam, Bus tak kunjung datang
Foto Ilustrasi : Bali-bisnis.com

Bus Trans Sarbagita saat ini menjadi transportasi publik alternatif bagi masyarakat Denpasar dan sekitarnya.

Sejak diberlakukannya Trayek Trans Sarbagita pada 
Agustus 2011 hingga saat ini telah banyak upgrade yang telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Bali.

Dimulai dari pembangunan halte di beberapa titik, penambahan bus, hingga penambahan trayek/jalur.
Adanya Bus Trans Sarbagita diharapkan dapat menjadi alternatif transportasi untuk mengurangi kemacetan khususnya di Bali Selatan.

Siang ini (13/6) halte bus depan kampus UNUD Sudirman dipadati mahasiswa, dosen, pegawai, dan beberapa masyarakat yang menuju Bukit Jimbaran. Menyengatnya matahari dan penuhnya kursi tunggu tidak menyurutkan semangat penumpang Trans Sarbagita.


Berdiri di pinggiran halte sudah menjadi pemandangan tiap hari di halte jalur koridor 1 ini.
Lebih dari sepuluh orang menunggu bus biru itu untuk di tumpangi, tapi kendaraan bantuan Mentri Perhubungan itu tak kunjung datang. Malah yang lewat kebanyakan mobil pribadi. Beberapa calon penumpang sudah mulai tampak tidak tidak sabar dan beberpa memilih untuk pergi.

"Aduh sudah hampir sejam saya nunggu ini. Dari jam 11 belum juga ada bus lewat." Ujar Dharma mahasiswi Pertanian Unud. Mulai terdengar perbincangan beberapa orang tentang kedatangan yang lama dari Primadona baru ini."Mungkin karena macet, tadi saya lihat ada upacara adat di dekat lapangan puputan." Tidak ketinggalan Luh Suarmini yang baru habis berjualan memberi info. "Mungkin saja istirahat makan siang, atau macet di dekat pasar kreneng itu." Lanjut salah satu mahasiswi kedokteran Unud.

"Biasanya kan ada petugas dari Dinas Perhubungan. Sekarang kok tidak ada? Jadwal juga tidak terpasang disini. Biasanya berapa lama sih jarak bus datang?" Tidak ketinggalan Pak Sujana, Dekan Fakultas Pertanian Saraswati yang pertama kali akan naik Bus Sarbagita berkomentar.

Berjalan hampir 2 tahun ternyata belum dapat membuat Trayek Trans Sarbagita datang tepat waktu. Seharusnya pihak pengelola sudah mempersiapkan secara matang jadwal kedatangan tiap bus dan mengantisipasi macet yang kiranya dapat menghambat kedatangan bus.

"Ya, kita harap Proyek Sarbagita ini konsistenlah. Kalau seperti ini, tetap saja masyarakat akan memilih kendaraan pribadi daripada kendaraan umum. Tetap saja macet di Bali Selatan tidak bisa dihindari." Ujar salah seorang mahasiswi pertanian yang juga sedang menunggu.(Nna)

GmnI Denpasar : Taufik Kiemas Inspirasi Politik Indonesia

Written By Unknown on Sunday, June 9, 2013 | 5:38 AM

suaramarhaen.com, Denpasar. Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GmnI) Denpasar mengungkapkan rasa bela sungkawa atas berpulangnya bung Taufik Kiemas Ketua MPR RI. Taufik Kiemas adalah Inspirasi bagi dunia politik di Indonesia. "Pikiran dan gagasan beliau memberikan refleksi bagi kita semua khsusnya para civitas dan kalangan gerakan se-nusantara" ujar Sindhu saat ditemui di Sekretariat jalan Banteng No 1, Denpasar (9/6).
Taufik Kiemas juga merupakan salah satu Alumni GmnI. Suami Ketua umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah bergabung sebagai anggota Gerakan Mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) pada saat beiau kuliah. Peran beliau cukup penting utamanya dalam merumuskan kebijakan mengenai 4 pilar. Walau sempat menuai kontroversi serta persinggungan gagasan perihal isu empat pilar tersebut. Namun Konsepsi pikiran dan gagasan serta kontribusinya untuk negara kesatuan Republik Indonesia patut kita apresiasi sebagai sebuah upaya konstruksi perubahan menuju pemerintahan yang lebih baik. "Kita apresiasi gagasan beliau tentang empat pilar untuk menjaga kesatuan NKRI" ujar mahasiswa asal Jembrana ini.
Seperti diketahui Bung Taufik Kiemas meninggal dunia di National Hospital Singapura pada usia 70 tahun, akibat kelelahan pasca memperingati hari lahir Pancasila di Ende, Nusa tenggara Timur. Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata di sebelah makam dua orangtuanya, Tjik Agus Kiemas dan Hamzathoen Roesyda, yang bergelar pejuang kemerdekaan. Sebelumnya almarhum disemayamkan di landasan udara Halim Perdanakusumah. (kd)

Dies PPMI DK Bali : Fokus Suarakan Isu Lingkungan

Written By Unknown on Saturday, June 8, 2013 | 11:26 PM

suaramarhaen.com, Denpasar. Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Bali pada sabtu (8/6) memperingati hari ulang tahun ke-11. Melalui acara bertema Kreativitas Untuk Negri, PPMI DK Bali mengajak semua elemen untuk berkarya dan berdiskusi. Dalam acara Dies yang diselenggarakan di Red Box Cafe Nangka Utara dihadiri oleh peserta didik SD Informal Gianyar, perwakilan SMA 1 Gianyar, aktivis pers mahasiswa serta aktivis lingkungan.

Tahun ini PPMI sedang menyuarakan isu lingkungan, 3 diskusi yang diadakan tidak jauh dari Pers Mahasiswa dan lingkungan. Diskusi pertama mengenai Pemanfaatan Energi Alternatif yang Ramah Lingkungan bersama Pak Agung Kayon. Diskusi kedua tentang Peran Pers Mahasiswa ditengah Idenpendensi Media bersama Rofiki Hasan (AJI) , Veta, dan Guntur. Serta diskusi ketiga mengenai Peran Blogger dalam Mengawal Isu Lingkungan bersama Gendo (Walhi Bali) dan Fiar (Bali Orange Community).
"Diskusi pertama kita targetkan untuk anak-anak SD-SMA, diskusi kedua ditargetkan untuk kawan-kawan pers mahasiswa dan diskusi terakhir untuk umum." ujar Kadek Suardana Ketua Panitia Dies Natalis.

Tidak ketinggalan karya dari Moch Satrio Welang dan Weda dengan penampilan monolog. Serta hiburan dari The Bull Head dan 2 Band dari Red Box Cafe. Kreativitas juga ditujukan dengan mimbar bebas untuk lingkungan, menggambar, dan pameran majalah/buletin dari PPMI.

Ulang Tahun biasanya identik dengan Kue Tart atau Tumpeng, uniknya PPMI menandakan dengan Potong Ketupat yang dilakukan oleh seluruh anggota PPMI diiringi dengan Lagu Persma Berjuang.

"Pers Alternatif saat ini hampir tidak pernah kelihatan. Media Manistream mulai banyak juga memberitakan isu-isu sexy yang dulunya tidak berani di publikasikan. Jadi di Ulang Tahun ini saya berharap, tidak hanya untuk PPMI tapi seluruh Pers Mahasiswa agar dapat tetap berkarya, misalkan melalui blog yang low cost tapi tetap menjual." Ujar Wayan Widyantara Sekjen PPMI Bali. (nna)

Ziarah di Makam Bung Karno, Wujud Kerukunan Beragama di Indonesia

Written By Unknown on Thursday, June 6, 2013 | 3:18 AM

suaramarhaen.com. Blitar. Makam Presiden Republik Indonesia pertama yang terletak di Jalan Ir. Soekarno memang sering dikunjungi masyarakat yang hendak berziarah. Namun jumlah masyarakat tampak meningkat di bulan Juni. Seperti yang terlihat pada hari ini (2/6), masyarakat hingga membuat rombongan hanya untuk sekedar berziarah di makam Proklamator Indonesia ini. Bung Karno meninggal pada tgl 21 Juni 1970 di Jakarta. Menurut penuturan pak Suwanto Juru Kunci Makam Bung Karno sebelumnya areal makam bung karno ini merupakan areal pemakaman umum biasa. 

Namun tidak lama sebelum bung karno meninggal, beberapa makan yg terletak di sekitar makam ibu bung karno dipindahkan. Awalnya bung Karno ingin dimakamkan di Jakarta atau di Bogor, namun pemerintah orde baru pada saat itu menolak dan memutuskan untuk memakamkan sukarno di sebelah makam ibunya. Sedangkan untuk makam ayahanda bung karno merupakan makam pindahan pada tahun 1978 yang sebelumnya telah dimakamkan di Jakarta.

Areal makam Bung Karno mulai di benahi pada 21 Junii 1978 dan di resmikan pada 21 Juni 1979. Telah dilakukan beberapa kali pemugaran pada areal makam bung karno diantaranya pada juni 2001 dan terakhir oktober 2005.

Doa dari berbagai agama berkumandang di makam bung karno,tepat di nisanya. Islam, Kristen, hindu dan lainnya, peziarah berdoa dengan cara mereka masing-masing tanpa mengganggu peziarah lainnya. "Masyarakat yang berziarah seolah melambangkan Indonesia. Berasal dari hampir seluruh pelosok Indonesia dengan cara berdoa yang tentu sangat berbeda. Namun itu tidak pernah mengganggu peziarah lainnya" pengalaman menarik menurut Pak Suwanto yang beliau alami di makam bung karno. (nna)
 

Kongres GmnI Diwarnai Aksi Protes, Ditengah - Tengah Warga Blitar

suaramarhaen.com, Blitar. Hari ke lima dalam jadwal Kongres GmnI (5/6) membahas mengenai calon bakal tempat kongres dan rakornas berikutnya. Dalam perjalanan sidang, beberapa peserta yang beragama muslim meminta sidang di skors. Namun terjadi pro-kotra atara peserta sidag lainnya. Beberapa peserta mengatakan pimpinan sidang terkesan tarik ulur. Walau akhirya pimpinan sidang memberikan skors namum panitia lokal tidak memberikan akses keluar kepada peserta dan meminta peserta untuk sholat di tempat yang telah di persiapkan. Karena itulah beberapa delegasi mulai ribut dan meminta akses untuk keluar.

Sedangkan diluar, mulai pukul 19.00 WIB areal Istana Gebang Mulai dipadati warga blitar dan sekitarnya untuk meyaksikan pagelaran wayang kulit Ki Koeswono. Warga juga mulai menunggu di depan Gerbang masuk arena Kongres. Beberapa kader GmnI yang di luar dan mendengar keadaan di dalam mulai mencoba untuk masuk. Mereka melihat ada ketidak konsitenan panitia. Karena untuk masuk ke area sidang perlu “ID” card, dan peserta telah ditentukan. Namun beberapa kader yang diluar melihat banyak orang didalam yang tidak menggunakan tanda pengenal serta panitia lokal dan polisi bebas keluar masuk. Sedangkan kader GmnI sendiri tidak diijinkan untuk masuk. Terjadi keributan dengan panitia lokal dengan 'rombongan liar' kader GmnI yang mengakibatkan aksi dorong-dorongan.

Kader GmnI yang melakukan aksi protes juga meneriakan penolakan terhadap kosepsi Empat Pilar berbangsa. “malu kita dirumah bung Karno membahas tentang empat Pilar” teriak salah seorang kader di tengah aksi. Empat pilar tidak sesuai dengan spirit perjuangan dan ideologi bagsa karena menempatka Pancasila sejajar dengan tiga Pilar lainnya, diantaranya Bhineka Tunggal ika da NKRI. Pancasila itu dasar NegaraFilosofi Negara Indonesia. “Philosofische grondslag itulah fondamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka yang kekal dan abadi” kutipan pidato 1 juni bung Karno saat mencetuskan Pancasila sebagai filosofi bangsa. Itulah dasar mengapa empat pilar diprotes oleh kader GmnI.

Kader yang diluar mencoba untuk mematikan jenzet yang ada diluar arena kongres agar persidangan bisa dihentikan. panitia yang melihat mencoba menggagalkan dengan melempar batu yang mengakibatkan aksi saling lempar antara panitia dan kader.
Beberapa kader yang ikut dalam aksi tersebut diantaranya berasal dari Medan, jakarta, bandung, malang, malang raya, surabaya, balikpapan, palangkaraya, dll.
"Malu sebenarnya karena itu rumah bung karno. Tpi ketika ada ketidakadilan, maka tetap kita harus berontak." Ujar salah satu kader yang tidak ingin disebutkan namanya.

Beberapa warga yang melihat kejadian tersebut mengaku kecewa terhadap sikap mahasiswa. "Yah, niatnya nonton wayang kok malah ada mahasiswa ribut-ribut. Malu lah seharusnya mereka berbuat seperti itu di tanah bung karno." Kata warga yang sedang berbincang-bincang. (nna)


Bulan Juni, Berkah Buat Pedagang Oleh – oleh Kota Blitar

Written By Unknown on Tuesday, June 4, 2013 | 1:15 AM

suaramarhaen.com, Blitar.Bulan Juni juga menjadi berkah tersendiri bagi pedagang oleh-oleh yang ada di kota Blitar. Selain meningkatnya jumlah peziarah di makan Bung Karno juga diselenggarakan beberaparangkaian acara di bulan Juni tahun ini. Dimulai dari Grebeg Pancasila, peringatan lahirnya Bung Karno dan haul karno Bung yang semakin meramaikan kunjungan di Kota Blitar.
Berdasarkan pantauan tim redaksi suaramarhaen.com hampir semua jenis oleh-oleh dari Blitar berupa pasar tradisional. Selainpasar kios kios masyarakat di sekitaran jalan Ir. Soekarno juga dijajakan oleh oleh khas Blitar seperti,kaos, pernak pernik  dan batik. Menurut Ibu Nining salah seorang pedadang kaos di pasar oleh oleh dekat makam bung Karno, hampir setiap hari dipadati pengunjung baik dari Blitar maupun luar kota. Dengan meningkatnya kunjungan maka pendapatan pedagang oleh-oleh di blitar juga meningkat.
Ibu nining yang sudah berjualan sejak lulus SMA  ini menuturkan, kaos bergambar Bung Karno paling laris diburu oleh pengunjung.harganya pun bervariasi, untuk kaos dewasa berkisar antara Rp.35.000-Rp.45.000, cukup terjangkau untukmasyarakat dan kantong mahasiswa. “kaos bergambar bung karno paling lahir, selain itu gantungan kunci bergambar bung karno juga diminati oleh pengunjung yang hadir’ ujar bu nining di sela kesibukannya berjualan.

Eksistensi pasar tradisional sangat baik di Blitar, hamper tidak ditemui pasar modern yang menjual oleh-oleh. Semua dikelola oleh masyarakat  yang didukung oleh pemerintah daerah.  Indomaret, Alfamart dan toko modern sejenis hanya ada beberapa dan itupun jauh dari pasar tradisional. Hal ini membawa keuntungan tersendiri bagi masyarakat, mengelola potensi pariwisata dengan mandiri. Lapangan pekerjaan tersedia luas dan masyarakat mampu berdikari. Kebijakan pemerintah yang sangat mendukung  majunya ekonomi kerakyatan dengan mengeluarkan perda no Perda No 11 Tahun 2012 tentang pasar desa sehingga kapitalisasi dengan penguasaan sector ekonomi oleh pemodal bisa di minimalisasi. Perekonomian sepernuhnya dikuasai oleh rakyat. Trisakti, ajaran bung karno sangat di terapkan di kota ini. Tidak hanya oleh pemerintahan, menjelang bulan Juni di beberapa sudut pasar juga terdengar obrolan tentang bung Karno. Selain figur juga ajaran yang mendarah daging di hati masyarakat. (KD)

"Sarinah"Awal Kebudayaan Manusia

suaramarhaen.com, Blitar. Sarinah, sosok perempuan yang menjadi simbol dari perempuan Indonesia. Dia bersaudara kembar, yaitu sarinah dan sainah. Sarinah sendiri adalah pengasuh Bung Karno dan sainah adalah juru masak keluarga Bung Karno. Perempuan dan laki-laku bagai sayap burung, jika satunya tidak ada, maka burung itu tidak bisa terbang. Itu sepenggal kalimat yg tertulis di Buku Sarinah, salah satu karya bung Karno yang menceritakan tentang perempuan dan pergerakan.
Perempuan itu wadah, bisa menampung segala sesuatu. Per-empu-an, empu seorang  yang ahli. Pada dasarnya perempuan lebih cerdas dari laki-laki. "Kebudayaan lahir dr perempuan, membuat keluarga menikmati rasa "enak". Membuat bumbu. Selain itu perempuan juga melahirkan kebudayaan bercocok tanam" ujar Pak Bambang Mardiyono saat bercerita di Istana Gebang, rumah Bung Karno (4/6).
Laki-laki pergi berburu, mengumpulkan bahan makanan. Dan perempuan yang mengolahnya. Dari sanalah. Ketika kaum laki pergi berburu disana perempuan mulai menanam benih tanaman. Kebudayaan itu lahir dan berakar dari bercocok tanam atau agraris.

Lebih lanjut beliau yg akrab dipanggi Pak Gudel itu bercerita. Blitar adalah tempat yang berkharisma. Tungku, api dan abu perjuangan bangsa dan peradaban nusantara ada di Blitar. Istana Gebang adalah Tungku perjuangan, lahirnya seorang putra Bangsa yang membawa Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan. Perpustakaan Bung Karno di blitar adalah api perjuangan. Disana tersimpan pemikiran-pemikiran Bung Karno untuk Bangsa Indonesia. Makam Bung Karno adalah abu dari perjuangan Indonesia. "Tak ada artinya berziarah ke makam Bung Karno jika tidak mendalami pemikirannya. Warisi apinya bukan abunya" ujar  Pak Gudel. "Sarinah, Siapa yang anti Indonesia akan hancur" tutupnya sambil berfoto bersama di ruang tamu istana Gebang.

“Istana Gebang” Spirit Perjuangan Bung Karno

Written By Unknown on Sunday, June 2, 2013 | 12:29 PM

suaramarhaen.com, Blitar. Tempat tinggal orang tua Bung Karno yang terletak di Jalan Sultan Agung No 59, Sananwetan - Blitar atau yang terkenal dengan sebutan Istanah Gebang hari ini (2/6) tampak sangat ramai. Kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) tampak memenuhi areal sekitarnya. Sebelum agenda Kongres di mulai, beberapa kader yang bukan delegasi Kongres menyempatkan diri memperdalam sejarah mengenai Istanah Gebang ini.
Ditemani oleh pak Bambang Mardiyono yang ditunjuk sebagai salah satu pengelola tempat tersebut beberapa kader GmnI tampak menyimak  sejarah mengenai Bung Karno. Bapak yang akrab di panggil Mbah Gudel ini bercerita bahwa Ayahanda Bung Karno pada tahun 1884 membeli Rumah itu dari seorang Belanda yang bekerja sebagai pegawai kereta api . Bung Karno sendiri tidak memiliki waktu yang lama tinggal di rumah tersebut. Hanya ketika liburan sekolah padamasa remajanya dan ketika telah menjadi presiden hanya datang ketika menengok Ibundanya.
Rumah ini ditetapkan sebagai museum dan dikelola oleh pemerintah kota sejak 7 Januari 2012 setelah sebelumnya merupakan sebuah cagar budaya yang dikelola oleh keluarga Bu Sukarmini. Sempat sebelum ditetapkan sebagai Museum pihak keluarga berkeinginan menjual rumah tersebut kepada pihak swasta. Namun karena statusnya sebagai Cagar Budaya tentu akan menyalahi Undang-Undang Cagar Budaya maka rumah tersebut hanya dapat dijual ke Pemerintah.
Menurut cerita Mbah Gudel, tidak banyak kejadian penting yang terjadi di Istana Gebang. Hanya saja rumah itu seolah memiliki kesakralan sendiri karena dari sana terlahir tokoh besar seperti Bung Karno. Beberapa masyarakat juga mempercayai kesakralan area Istana tersebut. Seperti dengan air dari Sumur Tua  yang dipercayai dapat menyembuhkan penyakit hingga api dari tungku dapur.Di halaman belakang rumah tersebut dulu Supriyadi menemui Bung Karno untuk mengatakan bahwa pemuda ingin memberontak Jepang. Di Istana itu juga Bung Karno pernah menjadi dalang dalam pagelaran wayang kulit. Rumah tersebut juga dikatakan sebagai pemersatu Bangsa. Karena dulu Bung Karno pernah mempertemukan tokoh dari sabang sampai merauke dalam suatu acara.

“Saya harap dari dilaksanakannya Kongres GmnI XVIII di Bumi Laya Ika Tantra Adi Raja ini adik-adik GmnI dapat tetap menghadirkan spirit dari Perjuangan Bung karno dulu dan bisa berbuat untuk Bangsa dan Negara Indonesia ini” Ujar Mbah Gudel diakhir ceritanya.(nna)

Pembukaan Kongres Kerakyatan XVIII GmnI

Written By Unknown on Saturday, June 1, 2013 | 10:32 AM


Anak Rakyat, Dari Rakyat Untuk Amanat Penderitaan Rakyat
Suaramarhaen.com, Blitar. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) melaksanakan Kongres pada 1-5 Juni 2013.  Kongres ke-XVIII ini bertempat di Blitar yang sudah dimandatkan sebelumnya dalam Kongres di Balikpapan.
“Dikatakan Kongres Kerakyatan untuk merumuskan keinginan kawan-kawan blitar yang ingin agar Kongres di Bumi Bung Karno ini berbeda dari kongres sebelumnya. Senada dengan apa yang diamanatkan Bung Karno dalam konverensi besar GmnI di Kaliurang dalam pidatonya agar mahasiswa dapat duduk bersama-sama dengan rakyat” Ujar Bernad Ketua Badan Pekerja Kongres XVIII GmnI ketika ditemui usai acara pembukaan. Melihat situasi kebangsaan kita yang belakangan ini berada pada tahap titik degradasi moral yang semakin rendah. Dimana moral anak bangsa harus segera dibenahi. Penemuan kembali semangat kebangsaan yang semakin menipis.
Agenda Kongres anak rakyat, dari rakyat untuk amanat penderitaan rakyat adalah Persidangan pengesahan peserta, jadwal dan tata tertib sampai dengan pemilihan Presidium yang baru. Kemudian ada juga persidangan komisi yang akan membahas permasalahan politik, program-program, dan organisasi di GmnI.
Dalam Kongres kali ini, dipersembahkan hasil gotong royong beberapa seniman dari Kota Blitar yaitu Lukisan Bung Karno terbesar di dunia. Dan dimeriahkan dengan pasar murah serta festival hiburan rakyat.
Pada pembukaan diundang pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Blitar, pemerintah Kota Blitar, Pengurus kota alumni GmnI, masyarakat kota Blitar dan sekitarnya. Sedangkan peserta Kongres yang terdaftar hingga 1 juni ada 90 cabang dari 112 cabang yang mengirimkan 3 orang delegasi. Sedangkan ada beberapa kader yang bukan delegasi juga hadir untuk meramaikan kongres.
Acara pembukaan Kongres Kerakyatan GmnI ini di buka oleh Dr. H. Soekarwo, S.H, M.Hum, Gubernur Jawa Timur yang juga merupakan Ketua Persatuan Alumni GmnI Pusat. Dalam sambutannya Gubernur yang akrab dipanggil Pak De Karwo ini berpesan agar hasil Kongres bukan merupakan suara liberal melainkan benar-benar hasil Musyawarah Mufakat. “Capai musyawarah mufakat sesuai dengan pancasila. Bukan dengan suara terbanyak. Masak 1 orang waras harus tunduk pada 9 orang gila” Ungkap beliau. (nna)

Modernisasi GmnI, Penguatan Idiologi Marhaenisme


Pembukaan Kongres Kerakyatan XVIII gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
suaramarhaen.com, Blitar. Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) merupakan salah satu organisasi basis Nasionalis yang beridiologikan Marhaenisme. Organisasi mahasiswa yang terbentuk pada tahun 1959 silam telah melahirkan banyak pemimpin di Indonesia. Pejuang Pemikir - Pemikir Pejuang moto dalam gerakan untuk menuju sosialisme Indonesia.
Menurut Twedy Noviadi Ginting, Ketua Presidium Pusat GmnI, 1 Juni 2013 momentum untuk mengembalikan GmnI kepada filosofi dasar organisasi. "Kami ingin mengembalikan GmnI kepada filosofinya dasar GmnI sebagai organisasi kerakyatan, organisasi Kader, GmnI sebagai komando dalam membangun Bangsa" ujar Twedy saat ditemui di sela-sela pembukaan Kongres Kerakyatan GmnI XVIII di Bumi Bung Karno, Blitar Jawa Timur (1/6).
Dalam 2 tahun terakhir GmnI telah berupaya untuk memodernisasi GmnI sebagai sebuah organisasi modern dengan prinsip-prinsip idiologi. "Pembenahan Infrastruktur, penguatan idiologi dan basis, itu yg kita lakukan" ungkap Tweedy.
Dalam kurun waktu dua tahun itu pula bertambah 14 cabang GmnI di beberapa daerah yang sebelumnya belum ada GmnI-nya. Diantaranya Provinsi Aceh 2, Kalteng 3, Kalsel 1, Sulsel 2, sulteng 1, NTB 2 dan beberapa di Pulau Jawa. Dalamkongres XVIII Presidium GmnI menawarkan dua konsepsi. Pembangunan Indoensia masa depan dalam persefektif GmnI dan Konsepsi membangun GmnI mulai dari nasional, Provinsi Cabang sampai di komisariat dalamkurun waktu 25 tahun kedepan.

Sindhu : Kecewa Terhadap Kebijakan Pemerintah Mencabut Subsidi BBM

Written By Unknown on Tuesday, April 30, 2013 | 4:48 AM

suaramarhaen.com, Denpasar. Rencana Pemerintah menaikaan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per Mei 2013 menuai kritik. Sindhu Andredita Ketua dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GmnI) Denpasar menyatakan kecewa dengan kebijakan pemerintah karena mencabut subsidi BBM per mei 2013.

Sindu menilai kenaikan harga BBM akan berimplikasi pada kenaikan harga - harga kebutuhan masyarakat lainnya.  Selain itu pemerintah juga tidak memperhatikan ekonomi mikro masyarakat yang masih bergantung pada BBM bersubsidi, seperti petani dan nelayan. "Pemerintah tidak memperhatikan tingkat daya beli dan tingkat perekonomian masyarakat atas kenaikan harga BBM" ujar Sindu saat ditemui siang tadi (30/4) di sekretariat GmnI Denpasar, Jalan Banteng No. 1.

Lebih jauh dia menyampaikan kompensasi berupa BLT hanya akan meredam gejolak dan bukan jawaban untuk menaikkan taraf hidup masyarakat.  Pemerintah seharusnya terus berupaya mendorong perekonomian mikro untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil. Sehingga masyarakat mampu menyesuaikan daya beli atas dampak lanjutan dari kenaikan BBM tersebut.

Rencananya besok (1/5) akan turun ke jalan menyuarakan penolakan kenaikan harga BBM bersama organisasi ekstra kampus lainnya di kota Denpasar. "besok kita akan turun ke jalan, menyuarakan penolakan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM" tutupnya sembari  mengajak seluruh komponen masyarakat untuk turut berjuang menolak kenaikan harga BBM. (kd)


"Kampus"Jangan Jadi Mimbar Politik Praktis

Written By Unknown on Monday, April 29, 2013 | 7:09 AM

Foto : Kritisi Pemerintah(ilustrasi)

suaramarhaen.com, Denpasar. Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana, Kadek Dwita Apriani menilai mahasiswa harus menjaga kondusifitas kampus selama perhelatan Pilgub Bali. Setiap orang pada prinsipnya boleh punya pilihan namun jangan menjadikan kampus sebagai arena politik praktis.

Mahasisa sebagai kelas menengah ikut mempengaruhi kebijakan politik untuk memilih pemimpin. "Partisipasi politik kelas menengah sangat diperlukan, sebagai pemilih rasional dan memiliki intelektual" ujarnya saat ditemui di kampus Fisip Unud siang tadi (29/).Namun menjadikan kampus sebagai mimbar politik praktis sangat rentan menimbulkan konflik antar kelompok mahasiswa itu sendiri.

Mahasiswa wajar mengkritisi program kerja, visi misi masing-masing calon. "Sebagai masyarakat terdidik  wajar mengkritis, menilai maupun memberi saran terhadap visi misi maupun program calon gubernurnya, itu hal yang wajar" tegas alumnus jurusan ilmu politik Universitas Indonesia ini.

Advokasi Jalan Desa, KI Bersinergi dengan Masyarakat

Written By Unknown on Sunday, April 28, 2013 | 10:09 AM

Foto : jalan di tempekan Duse, Br.Salangki

suaramarhaen.com, Buleleng. Menindaklanjuti pertemuan beberapa SKPD Provinsi Bali dan Kabupaten Buleleng pada tanggal 20 april 2013 dengan masyarakat desa Tambakan. Komunitas Kampoeng Ilmu (KI)kembali mengadakan dialog dan pembentukan tim advokasi bersama dengan masyarakat sore tadi (29/4)di DesaTambakan, Buleleng.  Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa pengurus kampoeng ilmu dan tokoh masyarakat.

Seperti seperti diberitakan sebelumnya, Desa Tambakan khususnya di tempekan duse saat ini masih belum memiliki akses jalan yang layak, jaringan listrik, akses pendiidkan dan kesehatan. Sehingga menghambat kegiatan ekonomi dan social masyarakat setempat. Lewat proses advokasi ini diharapkan pemerintah mau lebih memperhatikan kebutuhan mendasar sebuah masyarakat seperti jalan.

Dalam pertemuan itu dibentuk tim advokasi yang terdiri dari pengurus dan anggota KI serta masyarakat desa. “Tidak  ada perubahan tanpa kesadaran masyarakat, dan advokasi lebih baik diawali dari kesadaran masyarakat sendiri” ujar Ketut Bela Nusantara Koordinator Staf Advokasi (KASAD) Komunitas Kampoeng Ilmu. Masyarakat harus tetap menjadi simbul dalam perjuangan dan kita harus bersinergi dalam advokasi ini.  Kampoeng Ilmu hanyalah sebagai penyambung “lidah”masyarakat, untuk menyuarakannya kepada Pemerintah.

Sedangkan ketua tim advokasi dari masyarakat dikoordinatori oleh I Wayan Seneng. Menurutnya advokasi ini menjadi sangat penting dan urgent untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengembangkan pertanian di desa itu. “Ya, ini sangat mendesak bagi kami dan akan kami perjuangkan bersama dengan masyarakat maupun kampoeng ilmu” ujar Wayan Seneng saat akhir pertemuan. "Semoga program yang akan kami ajukan ke Pemerintah bisa segera ditindaklanjuti dan terealisasi" sambungnya. (kd)


Globalisasi dan Penjajahan Bentuk Baru

Written By Unknown on Saturday, April 27, 2013 | 12:55 AM

OPINI
Oleh : Desak Gede Maya Agrevina
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Udayana
suaramarhaen.com. Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam di setiap daerah yang sangat besar. Namun masyarakat di Indonesia belum sepenuhnya dapat mengembangkan dan mengelola sumber daya alam tersebut. Pendidikan, keterampilan serta modal yang dimiliki masyarakat Indonesia masih kurang. Kepedulian masyarakat untuk mencari inovasi-inovasi baru juga tergolong rendah.  Pada akhirnya keadaan seperti itu dimanfaatkan oleh Negara-negara maju. Dengan dalil globalisasi, Negara maju mulai menjajah Indonesia dengan penjajahan model baru. Melalui perdagangan bebas, investasi-investasi hingga mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan.
Globalisasi merupakan permainan diatas angin yang digerakkan oleh beberapa negara-negara maju yang sudah tentu akan memenangkan permainan. Sedangkan negara berkembang akan kalah dalam permainan itu karena memang sumberdaya manusianya belum siap dan belum memiliki taktik dalam memainkannya.
Dengan sumberdaya manusia yang belum berpotensi maksimal, Indonesia sebagai negara berkembang tentu tidak akan sanggup mengikuti arus globalisasi yang sangat deras. Dengan investasi-investasi dan perdagangan bebas, masyarakat Indonesia seakan diberi kemudahan untuk bersaing dalam dunia global. Mendapatkan keuntungan yang instan dan mudah membuat Indonesia mau menandatangani perjanjian perdagangan bebas dunia. Padahal ketika dilihat lebih dalam, keuntungan yang akan didapatkan Indonesia tidaklah seberapa. Negara maju tentu dapat meraup keuntungan lebih banyak dari Indonesia. Itulah Kapitalisme, meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dengan memberikan hanya sebagian kecil untuk pihak lain yang terlibat.
Globalisasi dikatakan sebagai akal-akalan Negara maju karena globalisasi dianggap menindas Negara-negara yang sedang Berkembang dengan sistem kapitalnya. Dalam Globalisasi terjadi persaingan berskala Internasional yaitu persaingan kualitas, kuantitas dan kontinuitas serta bernilai tambah yang sangat ditentukan oleh penguasaan teknologi akan memimpin dan menguasai dunia dan memenangkan persaingan untuk memperoleh semuanya (winner takes all). Sementara Negara miskin akan gigit jari jadi penonton yang terbengong-bengong. Contohnya adalah di Indonesia yang memiliki potensi pasar yang baik karena mempunyai jumlah masyarakat yang besar merupakan tempat ideal bagi para kapitalis menjajah kembali negeri kita, dengan membeli asset – asset strategis Negara kita, sehingga produk yang mereka hasilkan ada yang membeli dan mereka bebas meneintervensi bangsa kita.
Melalui globalisasi, negara berkembang termasuk Indonesia kembali dijajah saat ini. Dengan dalih membuka lapangan pekerjaan dan persaingan global, pihak-pihak barat mulai menginvestasikan hampir sebagian besar lahan, perekonomian dan sistem di Indonesia. Keadaan ini jika disamakan dengam zaman Belanda tidaklah jauh berbeda. Pihak asing saat ini sedang terus mencoba untuk memanfaatkn Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia Indonesia untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara mereka. Akan tetapi memang dengan cara yang berbeda dari zaman penjajahan Belanda. Saat ini mereka menggunakan cara yang lebih halus dan lebih menjanjikan. Sehingga perlu diperhatikan dengan sangat jeli untuk memahami cara penjajahan mereka saat ini.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan membatasi pihak asing untuk berinvestasi di Indonesia. Membuat kebijakan-kebijakan yang pro pada masyarakat kecil dan petani. Kemudian meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dengan pendidikan yang tinggi dan merata sehingga masyarakat dapat mengembangkan potensi Sumber Daya Alam di Indonesia dan dapat bersaing di kancah Internasional.

Sukrawan Ikut Aktivis Kampanye Perangi Sampah Plastik

Written By Unknown on Friday, April 26, 2013 | 8:51 AM

suaramarhaen.com, Denpasar. Kandidat Wakil Gubernur Bali yang diusung PDIP, Dewa Nyoman Sukrawan sore tadi menyempatkan diri berolahraga di Lapangan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

Selain berolahraga, Sukrawan juga menyempatkan diri bercengkrama dengan warga Kota Denpasar yang sedang menikmati suasana sore. Sukrawan sempat menikmati kopi buatan pedagang di sekitar lapangan. Ia juga berbincang banyak hal dengan warga. Pada kesempatan itu, Sukrawan menyempatkan diri berbincang dengan aktivis lingkungan Youth Corner Bali yang bekerjasama dengan Greenernation sedang menyosialisasikan perang melawan sampah plastik.

Sukrawan menyempatkan diri menggambar di tas kain yang akan ditukarkan kepada warga yang menukarkan dua kantung sampah plastik. Tentu saja hal itu menarik perhatian warga. Semangat para aktivis dari berbagai kampus itu pun terpacu dengan kehadiran Sukrawan.

Raka Oka Diraka, Koordinator Even Youth Corner Bali menuturkan, acara itu digelar dalam rangka kampanye memerangi sampah plastik. "Kami mengumpulkan kantung plastik. Dua kantung plastik ditukar kantong kain. Kami berkampanye dengan cara memakai kantung kain ini di kepala. Tujuannya agar masyarakat mematrikan penggunaan kantung kain," tutur Oka, Jumat 26 April 2013.

Kegiatan itu, sambung Oka, digelar safari keliling Nusantara. "Acara ini sudah digelar di Bandung, Solo dan Jakarta. Sekarang kami menggelar di Bali. Semoga masyarakat antusias," imbuhnya.

Menurut Oka, kehadiran Sukrawan sangat membantu kelompoknya membumikan penggunaan kantung kain. "Terima kasih kepada Pak Surawan yang sudah mau datang dan ikut mensupport kami. Tadi beliau ikut menggambar kantung kain yang akan kami tukar dengan kantung plastik dari warga," ucap Oka.

Oka mengaku organisasinya akan menggelar acara serupa di lokasi sama pada Minggu 28 April 2013. "Saya berharap Pak Sukrawan datang nanti hari Minggu. Kami gelar jam 06.30 WITA," jelas dia, yang langsung diiyakan Sukrawan.

Sementara itu Sukrawan mengatakan, awalnya ia hanya kebetulan berada di Lapangan Renon. "Saya kebetulan ada di Denpasar. Mumpung ada waktu luang, turun ke masyarakat dan ikut olah raga," kata kandidat nomor urut 1 ini. Dari hasil perbincangan dengan masyarakat, Sukrawan mendapati kesan jika kesehatan masyarakat dan animo berolahraga semakin tinggi. 

"Kesan harapan untuk sehat tinggi sekali dari masyarakat. Yang penting sekali adalah kesehatan. Hal yang penting dari itu juga adalah menjaga lingkungan yang sehat dan bersih," imbuh Sukrawan. Menurut dia, untuk meningkatkan kesadaran warga atas kebersihan lingkungan harus ada kesadaran dari diri warga. "Itu bisa terjadi jika kesadaran tumbuh. Tentu ini akan menjadi inspirasi saya jika dipercaya kelak sebagai wakil gubernur. Ini konsep Tri Hita Karana," ujar dia. 

Sementara itu, soal tuntutan aktivis lingkungan yang berharap Sukrawan ikut membantu sosialisasi perang terhadap sampah plastik, ia mengaku sangat mendukungnya. "Kita harus mendukung. Gerakan mereka itu mulia. Sampah plastik saat ini masih menjadi penyakit masyaraksat kita," katanya.

Menurut dia, keberadaan sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan alam dan lingkungan sekitar. "Juga membahayakan bagi kita," tutur Sukrawan. Dengan gerakan semacam itu dari aktivis lingkungan, Sukrawan berharap penyadaran masyarakat atas bahaya sampah plastik semakin cepat tersampaikan. "Itu semua harus dilakukan dari mainset pemerintahnya dulu. Minimal masyarakat dan pemerintah sadar. Mari kita bersama-sama melakukan perang terhadap sampah plastik," ajak Sukrawan.

Menurut dia, jika dikelola dengan baik, sampah plastik dapat membawa berkah bagi masyarakat. Saat ini tinggal digalakkan pengetahuan pengelolaan sampah plastik, agar bahaya bisa berubah menjadi berkah bagi warga. 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Suara Marhaen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger