suaramarhaen.com, Denpasar. Gubernur Bali Made Mangku Pastika merasa berbangga sebab dirinyalah yang mampu mempertemuan para sulinggih se Bali di tengah situasi masih adanya perbedaan pandangan dengan Parisada.
Saat menggelar pertemuan dengan ratusan sulinggih dari berbagai penjuru di Bali itu, Pastika mengaku banyak menerima masukan dari para tokoh agamawan Hindu, yang sangat penting sebagai modal dalam memimpin Bali.
"Semua yang disampaikan beliau (para sulinggih) menjadi kekuatan moral saya untuk bisa melaksanakan semua amanah para sulinggih," ujar Pastik usai menggelar pertemuan dengan para sulinggih di Art Center Taman BUdaya Denpasar, Senin (15/4/2013).
Untuk itu, pertama yang harus dilakukan kata dia adalah mempersatukan kembali parisada dan sulinggih yang selama ini belum ada titik temu.
Hal itu sangat penting dilakukan, karena dari sana itulah akan mengalir ke bawah sehingga umat bisa lebih memahami.
"Kita harus bersatu, siapa dan mau ke mana kita, saya yakin jiwa krama seluruh Bali dan cita-citanya seperti saya," tukasnya.
Untuk bisa mencapai gagasan dan cita cita besar itu, Pastika memang selalu diingatkan, karena hal itu tidaklah mudah untuk mmepersatukan perbedaan paham dan kepercayaan.
"Terus terang ini tidak mudah, jadi kita harus bicara terus," tukas Pastika yang kembali maju dalam pemilihan gubernur 15 Mei 2013.
Ditanya soal posisinya dalam menyikapi perbedaan pandangan sulinggih dan Parisada, Pastika menegaskan posisi selalu di tengah.
"Bagi saya sulinggih ya sulinggih, dan itu benar setelah saya tanya beliau secara perorangan, cuma sebutannya berbeda-beda," kata dia. Apalagi cuma sebutan yang berebda beda namun kalau dicari akarnya juga sama, cuma satu.
Dalam kesempatan itu, Pastika membantah jika pertemuan tersebut dijadikan ajang untuk penggalangan dukugan dalam pilgub.
"Tidak ada ke sana, justru ini perminatan beliau, para sulinggih yang meminta semua supaya bisa bertemu," ucapnya.
Sebab, diakui, selama ini cukup sulit untuk bisa mempertemukan para sulinggih dalam satu pertemuan besar seperti hari ini.
Keinginan untuk bertemu bersama, seringkali susah. Kata Pastika dahulu para sulinggih itu juga pernah dipertemukan oleh Pastika.
"Hanya saya yang bisa pertemukan sulinggih, dahulu pas saya Kapolda Bali di Uluwatu tercipta pertemuan seperti itu. Beliau para sulinggih merindukan situasi seperti ini, kan bagus," dalihnya.
Dia juga berharap setelah pertemuan itu, selanjutnya bisa digelar pertemuan kembali untuk merekatkan dan membangun kebersamaan dan bersatu antara parisada dan sulinggih, majelis desa pekraman dan pemrintah.
"Jika sudah bersatu, kita yakinm bisa mempertahankan diri kita," katanya mengingatkan.
Ketua Parisda dan wanggala desa pekraan jangan sampai terjadi konflik hanya karena perbedaan pikiran. "Saya minta untuk duduk di tengah itu semua demi Bali" imbuhnya.
Meskipun hal itu bukanlan tugas gampang karena setiap pikiran manusia memiliki perbedaan satu sama lainnya.
Saat bertemu dengan para sulinggih, Pastika sempat menyampaikan tentang berbagai hal terkait arah kebijakan pembangunan yang dijalankan selama ini.
Sebut saja masalah Jalan tol hingga Perda Tata Ruang. Sulinggih diminta dukungannya segera menentukan tentang bagaimana pembagian zonanya.
Apakah nantinya, bisa disesuaikan dengan kondisi daerah ataukah harus tetap keukeuh pada jarak lima kilometer.
Khusus unuk jalan tol di Bali, kata Pastika dipastikan akan ada upacara besar karena hal itu merupakan pekerjaan sangat besar.
"Itu bukan jembatan, tetapi jalan berbeda dengan yang di Suramadu. ini 100 persen dikerjakan putra bangsa Indonesia," tutupnya.
Saat menggelar pertemuan dengan ratusan sulinggih dari berbagai penjuru di Bali itu, Pastika mengaku banyak menerima masukan dari para tokoh agamawan Hindu, yang sangat penting sebagai modal dalam memimpin Bali.
"Semua yang disampaikan beliau (para sulinggih) menjadi kekuatan moral saya untuk bisa melaksanakan semua amanah para sulinggih," ujar Pastik usai menggelar pertemuan dengan para sulinggih di Art Center Taman BUdaya Denpasar, Senin (15/4/2013).
Untuk itu, pertama yang harus dilakukan kata dia adalah mempersatukan kembali parisada dan sulinggih yang selama ini belum ada titik temu.
Hal itu sangat penting dilakukan, karena dari sana itulah akan mengalir ke bawah sehingga umat bisa lebih memahami.
"Kita harus bersatu, siapa dan mau ke mana kita, saya yakin jiwa krama seluruh Bali dan cita-citanya seperti saya," tukasnya.
Untuk bisa mencapai gagasan dan cita cita besar itu, Pastika memang selalu diingatkan, karena hal itu tidaklah mudah untuk mmepersatukan perbedaan paham dan kepercayaan.
"Terus terang ini tidak mudah, jadi kita harus bicara terus," tukas Pastika yang kembali maju dalam pemilihan gubernur 15 Mei 2013.
Ditanya soal posisinya dalam menyikapi perbedaan pandangan sulinggih dan Parisada, Pastika menegaskan posisi selalu di tengah.
"Bagi saya sulinggih ya sulinggih, dan itu benar setelah saya tanya beliau secara perorangan, cuma sebutannya berbeda-beda," kata dia. Apalagi cuma sebutan yang berebda beda namun kalau dicari akarnya juga sama, cuma satu.
Dalam kesempatan itu, Pastika membantah jika pertemuan tersebut dijadikan ajang untuk penggalangan dukugan dalam pilgub.
"Tidak ada ke sana, justru ini perminatan beliau, para sulinggih yang meminta semua supaya bisa bertemu," ucapnya.
Sebab, diakui, selama ini cukup sulit untuk bisa mempertemukan para sulinggih dalam satu pertemuan besar seperti hari ini.
Keinginan untuk bertemu bersama, seringkali susah. Kata Pastika dahulu para sulinggih itu juga pernah dipertemukan oleh Pastika.
"Hanya saya yang bisa pertemukan sulinggih, dahulu pas saya Kapolda Bali di Uluwatu tercipta pertemuan seperti itu. Beliau para sulinggih merindukan situasi seperti ini, kan bagus," dalihnya.
Dia juga berharap setelah pertemuan itu, selanjutnya bisa digelar pertemuan kembali untuk merekatkan dan membangun kebersamaan dan bersatu antara parisada dan sulinggih, majelis desa pekraman dan pemrintah.
"Jika sudah bersatu, kita yakinm bisa mempertahankan diri kita," katanya mengingatkan.
Ketua Parisda dan wanggala desa pekraan jangan sampai terjadi konflik hanya karena perbedaan pikiran. "Saya minta untuk duduk di tengah itu semua demi Bali" imbuhnya.
Meskipun hal itu bukanlan tugas gampang karena setiap pikiran manusia memiliki perbedaan satu sama lainnya.
Saat bertemu dengan para sulinggih, Pastika sempat menyampaikan tentang berbagai hal terkait arah kebijakan pembangunan yang dijalankan selama ini.
Sebut saja masalah Jalan tol hingga Perda Tata Ruang. Sulinggih diminta dukungannya segera menentukan tentang bagaimana pembagian zonanya.
Apakah nantinya, bisa disesuaikan dengan kondisi daerah ataukah harus tetap keukeuh pada jarak lima kilometer.
Khusus unuk jalan tol di Bali, kata Pastika dipastikan akan ada upacara besar karena hal itu merupakan pekerjaan sangat besar.
"Itu bukan jembatan, tetapi jalan berbeda dengan yang di Suramadu. ini 100 persen dikerjakan putra bangsa Indonesia," tutupnya.
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !