Buta Bongol - Suara Marhaen
Headlines News :

Buta Bongol

Written By Unknown on Thursday, April 11, 2013 | 8:10 AM


“Saya pernah tidak bisa bayar buku disekolah dan
 sering tidak mebekel (tidak dapat uang jajan)
Saya ingin membanggakan orang tua saya, Tetapi kasihan
orang tua saya yang tidak mampu membiyayai sekolah”

Itulah pengakuan salah seorang siswi yang duduk di kelas VI (enam)  SD 4 Belok bernama Eka Novianti saat pendataan anak didik Kampung Ilmu di Desa Tambakan daerah Kabupaten Buleleng kemarin. Sekilas kata-katanya memang terasa biasa dan polos  tetapi dari bahasa tubuhnya saya  jadi semakin yakin bahwa hal itu bukan karangan yang dihafal  seperti yang diajarkan Guru Bahasa Indonesianya atau sudah diskenario sebelumnya tetapi hal tersebut terlihat spontan dan apa adanya  terlihat dari sorot matanya yang melayang jauh mencoba untuk mengingat-ingat kembali masa sulit dan kegetiran yang pernah dialami dalam hidunya. Nasib serupa juga tak hanya terjadi pada Eka saja tetapi hampir sebagian besar dialami oleh anak-anak lainya disana. Hal tersebut mungkin saja wajar karna tingkat pendidikan dan juga mata pencaharian penduduk setempat masih jauh dari standar untuk kategori sejahtera. Tetapi akan tidak wajar jika mengingat kemajuan Bali dalam bidang Pariwisata atau Pertanian jika kenyataanya masih banyak anak-anak yang susah untuk  medapat dukungan orang tua untuk bersekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Permasalahan seperti ini tentunya tidak hanya terjadi di Desa Tambakan saja, Karangasem tempat kelahiran saya juga serupa bahkan lebih menyentuh hati lagi, Kelungkung, Bangli, dan  dapat dipastikan diseluruh Kabupaten di Bali. Terlebih lagi daerah-daerah yang jauh dipelosok ditambah akses jalan sulit seakan luput dari pengamatan dan perhatian Pemerintah, sudah menjadi rahasia umum seorang calon pada saat kampanye berjanji ini dan itu akan begini akan begitu dan suka berbaur dengan masyarakat kelas bawah tetapi pada saat menjabat seperti menutup mata akan hal seperti ini. (mapi buta mapi bongol).  Tak sedikit masyarakat yang hanya bisa menggerutu menyikapi permasalahan ini. Banyak program-program yang telah ditawarkan pemmerintah untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat namun belum bisa sesuai harapan dan menyentuh semua lapisan masyarakat khususnya yang ekonominya menengah ke bawah. “IRONIS” Mungkin itulah kata yang paling tepat sebagai kata yang tepat untuk mewakili kondisi kita sekarang ini.  Berbicara masalah pemimpin Saya jadi setuju dengan pendapat ini “Hati-hatilah memilih pemimpin, memilih peminpin adalah memilih masa depan kita sendiri”. Terlepas dari semua itu Saya mengajak teman-teman pembaca yang masih sadar (eling) dan punya rasa peduli untuk bersama-sama membangun bangsa ini dari hal-hal kecil. Dan tentunya merupakan sebuah kewajiban Kita bersama untuk membangun sesama dimulai dari diri kita sendiri dan lingkungan. Di akhir tulisan ini saya kutipkan kata Guru Idola saya yang bernama Mahatma Gadhi  “Masa depan tergantung pada apa yang kita lakukan hari ini



Gino
Mahasiswa Administrasi Niaga
Politeknik Negri Bali
Share this article :

0 comments :

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Suara Marhaen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger